Review 20 Jurnal Semiotika

Radja Thoriq Fawwazi (202146500728)

Langga Rizky (202146500702)

 

- Jurnal I.

1. Judul : Analisis Semiotika pada film Imperfect 2019 Karya Ernest Prakasa

2. Objek : Film "Imperfect"

3. Metode : Kualitatif Deskriptif

4. Analisis : Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Semiotika Charles Sanders Pierece dan konsep pesan moral menurut Burhan Nurgiyantoro. Hasil analisis dalam penelitian ini bahwa terdapat makna yang direpresentasikan oleh film Imperfect berdasarkan jawaban dari sutradara dan penontonnya lewat kajian aspek objek teori semiotika milik Charles Sanders Pierece yaitu terdiri dari dimensi Ikon, Indeks, dan Simbol dan juga terdapat pesan moral yang dikaji melalui konsep moral Burhan Nurgiyantoro. 

5. Kesimpulan : Ikon berisi para tokoh beserta karakter dalam film. Simbol berisi tentang representasi makna melalui adegan dalam film yang memiliki arti yang dapat diterima oleh para penontonnya berdasarkan referensi masyarakat, dan terdapat pesan moral pada film tersebut yaitu  moral untuk mensyukuri fisik yang diberikan tuhan, mencintai diri sendiri, dan bagaimana seharusnya kita tidak mengomentari atau menghina fisik orang lain.


- Jurnal II.

1. Judul : Analisis Semiotika Film "Alangkah Lucunya Negeri Ini"

2. Objek : Film "Alangkah Lucunya Negeri Ini"

3. Metode : Content Analysis (Analisis Isi)

4. Analisis : Keseluruhan film dipenuhi satir-satir politik yang cerdas. Jauh dari itu film ini membuka mata kita semua. Tentang pendidikan, tentang pengangguran, tentang kerasnya hidup di jalanan, serta kritik pada penguasa negeri ini. Tanpa pemahaman, film ini hanya akan sekedar menjadi komedi belaka.

5. Kesimpulan : Dengan Mengetahui Semiotika dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) maka Masyarakat maupun penonton bisa tahu yang film yang komedi biasa atau komedi tak berisi (absurb) dengan film komedi satir (sindiran) yang sarat akan pesan positif bagi pemerintah, para pembuat film dapat belajar dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) dengan memberikan pada masyarakat film yang berisi harapan dan cita-cita kedepan untuk pendidikan dan karakter bangsa dan negara kita Indonesia.


- Jurnal III.

1. Judul : Analisis Makna Kesendirian Pada Lirik Lagu "Ruang Sendiri" Karya Tulus

2. Objek : Lagu "Ruang Sendiri"

3. Metode : Kualitatif Interpretif

4. Analisis : Dalam kajian ini digunakan teori semiotika Roland Barthes untuk menjelaskan denotasi, konotasi, dan mitos dari makna “kesendirian” yang terkandung dalam lirik lagu tersebut. Hasil kajian semiotika terhadap lirik lagu “Ruang Sendiri” sebagai berikut. Makna denotasi dari lirik lagu “Ruang Sendiri” adalah keinginan penulis lagu merasakan rasanya sendiri, bebas, dan tanpa kekasih bersamanya. Konotasinya penulis merasa adanya rasa bosan terhadap pasangannya, tidak tahu lagi bagaimana perasaannya kepada pasangannya. Makna mitosnya, pencipta lagu ingin menyampaikan bahwa kesendirian, waktu untuk melakukan hal sendiri, tidak selalu dengan pasangannya merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap orang yang sedang menjalin hubungan percintaan.

5. Kesimpulan : Makna kesendirian dalam sebuah hubungan, khususnya pada orang yang sedang dalam hubungan percintaan’. Makna kesendirian yang terkandung di dalam lirik lagu mengajarkan kita untuk dapat memberikan ruang kepada pasangan kita, dimana ruang dalam sebuah hubungan itu diperlukan dan merupakan sesuatu hal yang baik.


- Jurnal IV.

1. Judul : Analisis Semiotika Terhadap Makna Etos Kerja Dalam Islam Pada Film "Ketika Cinta Bertasbih"

2. Objek : Film "Ketika Cinta Bertasbih"

3. Metode : Deskriptif Kualitatif

4. Analisis : Dalam analisis data penulis menggunakan sistem signifier (penanda) adalah bunyi atau coretan bermakna, dan signified adalah gambar mental atau konsep sesuatu dari signifier (penanda) yang dikemukakan oleh saussure. Hubungan antara keberadaan fisik tanda atau konsep mental tanda tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain signification ada upaya memberi makna pada dunia.

5. Kesimpulan : Makna pesan dari film "Ketika Cinta Bertasbih" adalah memberi kesan kepada masyarakat ada unsur pesan etos kerja sebagaimana yanhg senantiasa dianjurkan dalam Islam.


- Jurnal V.

1. Judul : Analisis Semiotika Pada Lirik Lagu "Tak Sekedar Cinta" Karya Dnanda

2. Objek : Lagu "Tak Sekedar Cinta"

3. Metode : Kualitatif

4. Analisis : Hasil kajian menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai berikut. Makna denotasi pada lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" adalah kekuatan cinta yang penulis lagu harapkan ia dapatkan dari pasangannya. Kemudian makna konotasi yang terkandung dalam lirik lagu ini yaitu keinginan penulis lagu terhadap pasangannya agar menjaga cintanya dengan kesetiaan. Sedangkan mitos yang terdapat pada lirik lagu ini yaitu penulis lagu ingin mengatakan bahwa setiap hubungan yang dibangun dengan cinta pasti akan abadi walaupun menyakitkan.

5. Kesimpulan : Dalam lirik lagu "Tak Sekedar Cinta" ini terdapat sebuah makna cinta dengan mendeskripsikan bagaimana cinta yang seharusnya. Pemilihan lirik yang sederhana namunmemiliki makna yang begitu dalam mengenai cinta. Bait perbait dalam lirik lagu tersebut menggambarkan perasaan yang dirasakan oleh penulis lagu dan pernyataan yang ingin ia sampaikan terhadap pasangannya.


- Jurnal VI.

1. Judul : Analisis Semiotika Representasi Budaya Tionghoa Dalam Film "Crazy Rich Asians"

2. Objek : Film "Crazy Rich Asians"

3. Metode : Kualitatif Deskriptif

4. Analisis : Pada penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu : Komunikasi Antarbudaya, Teori Negosiasi Wajah, Semiotika, dan Representasi. Adapun hasil penelitian ini adalah Representasi budaya dalam Film Crazy Rich Asians ditampilkan melalui adegan-adegan oleh Rachel Chu dan Nick Young di Singapura dan penggunaan bahasa serta macam adat dan budaya keluarga yang turun menurun seperti makna pemilihan warna merah, pesta mekar bunga wijayakusuma, pembuatan pangsit, dan arti sebuah keluarga serta permainan mahjong.

5. Kesimpulan : Film Crazy Rich Asians mengandung tanda-tanda yang membentuk makna yang bisa ditelaah dengan menggunakan pendekatan semiotika. Film ini mengisahkan Sepasang kekasih yaitu Nick Young dan Rachel Chu yang berasal dari China, namun merasakan ada perbedaan di antara mereka. Nick berasal dari keluarga yang masih mengikuti ajaran-ajaran budaya yang diturunkan oleh leluhur mereka. Sementara, Rachel yang sejak kecil hidup di Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis Volume 7 - Nomor 2 – April 2022 249 Amerika Serikat sehingga memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan tidak terlalu mengikuti budayabudaya China tradisional. Film ini, ingin menyampaikan pesan kepada penonton, bahwa kekayaan bukanlah satu-satunya cara untuk meraih kebahagiaan. Walaupun Nick berasal dari keluarga kaya raya, tapi dia selalu berbenturan dengan Rachel karena adanya berbagai macam adat dan budaya yang harus selalu diikutinya.


- Jurnal VII

1. Judul : Analisis Pada Poster Street Harassment Karya Shirley

2. Objek : Poster "Street Harassment"

3. Metode : Deskriptif Kualitatif

4. Analisis : Sebagai usaha untuk memberikan himbauan kepada masyarakat agar lebih memahami dan tanggap terhadap perilaku pelecehan seksual di ranah publik secara serius ditunjukkan oleh Shirley melalui poster yang berisi gambar, tanda, serta cuitan-cuitan pelecehan seksual. Intepretasi dilakukan dengan menggunakan teori semiotika Pierce tentang representasi, objek, dan interpretan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil menunjukkan pesan yang terdapat dalam poster memuat informasi dari warna, font, gambar, dan kata-kata secara rinci tentang bentuk pelecehan seksual di ranah publik yang kerap terjadi.

5. Kesimpulan : Poster street harassment memberikan pesan moral agar masyarakat lebih memerhatikan tingkah laku hingga tindak tutur yang dapat menyakiti atau berakibat buruk bagi orang lain. Street harassment dalam poster tersebut digambarkan dengan cara bersiul, memanggil dengan nada genit, hingga menyentuh tubuh perempuan tanpa ijin. Penggunaan teori semiotika Pierce dalam analisis poster memberikan kesimpulan bahwa warna yang digunakan dalam poster tersebut memberikan pesan untuk berhati-hati atau waspada, sedangkan gambar perempuan menunjukan objek dari street harassment yang biasanya memang ditujukan kepada seorang perempuan dan pelakunya adalah laki-laki. Kemudian interpretasi dari poster tersebut menunjukkan tindak pelecehan yang merugikan dan berlawanan dengan hukum atau norma yang berlaku di masyarakat Indonesia. Makna atau pesan yang ingin disampaikan berkaitan dengan himbauan agar perempuan lebih waspada dan melindungi diri agar tidak dilecehkan atau agar mengetahui bentuk pelecehan.


- Jurnal VIII.

1. Judul : Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Film Pendek "Wedok"

2. Objek : Film "Wedok"

3. Metode : Kualitatif

4. Analisis : Film tersebut mengisahkan seorang wanita yang sehari-hari hidup di dapur namun menginginkan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan. Ia patuh dan tidak memiliki hak apapun sehingga hanya menjadi wanita dapur biasa. Karena hasrat dan keinginannya yang kokoh ia tetap belajar secara otodidak, ia tidak mewariskan larangan tersebut pada anak wanita pada generasi selanjutnya yang sudah bisa mendapatkan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika dari Roland Barthes yang mengkaji mengenai makna denotasi, makna konotasi, dan makna mitos yang terkandung dalam film untuk membedah pesan simbolik yang terkandung dalam film. Dengan mengetahui semiotika dari film wedok maka masyarakat ataupun penonton dapat mengetahui, merasakan, serta kritis terhadap tekanan kesetaraan gender yang dialami khususnya kepada perempuan.

5. Kesimpulan : Makna denotasi pada penelitian semiotika dalam Film Wedok yaitu potret wanita dalam kebudayaan Jawa yang masih pekat dan masih adanya stereotip bahwa tugas wanita hanya memasak dan mengurus rumah. Namun, perlahan dari masa ke masa stereotip tersebut mulai berkurang karena wanita sadar bahwa mereka pun berhak mendapatkan pendidikan. Makna konotasi dalam Film Wedok ini mengisahkan perjuangan perempuan untuk mendapat pendidikan dan menuntut adanya kesetaraan gender bagi kaum wanita mendapat pendidikan. Pada era kemerdekaan adanya anggapan wanita kurang pantas untuk mendapat pendidikan, pemikiran itu tidak ingin diterapkan pada generasi selanjutnya. Pada generasi berikutnya digambarkan bahwa sudah ada wanita yang bersekolah sebagai bentuk kesetaraan gender dalam aspek dunia pendidikan.


- Jurnal IX.

1. Judul : Analisis Semiotika Poster "Ayo, Lindungi Diri Dan Keluarga Dari Covid-19"

2. Objek : Poster "Ayo, Lindungi Diri Dan Keluarga Dari Covid-19"

3. Metode : Deskriptif Kualitatif

4. Analisis : Menggunakan analisis semiotika Ferdinand de Saussure serta untuk mengukur sejauh mana memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk meminimalisir isu hoax tentang penyebaran virus Covid19 terutama untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang tindakan yang tepat dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19. Berdasarkan poster yang berjudul “ Ayo, Lindungi Diri dan Keluarga dari covid19” ada dua aspek yang dirumuskan pada poster ini yaitu aspek visual dan aspek verbal. Aspek verbal merujuk pada tanda-tanda verbal seperti beberapa kata yang terdapat pada poster tersebut diantaranya; memakai masker dengan benar, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1 meter, vaksinasi covid-19, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Sedangkan aspek visual merujuk pada aspek visual yang terdiri dari aspek warna, gambar serta posisi dari gambar yang ada pada poster tersebut.

5. Kesimpulan : Makna visual pada poster yang menarik masyarakat untuk membaca dan menerapkan setiap anjuran pada poster tersebut. Setiap visual yang ditampilkan pada poster tersebut menunjukkan anjuran serta contoh yang tepat agar dapat dimengerti oleh masyarakat. Pada poster yang dikeluarkan oleh Kemenkes dan Germas ini merupakan poster yang memiliki desain yang tepat dengan penempatan unsur verbal dan visul yang tepat. Berdasarkan analisis menggunakan pendekatan semiotika Ferdinand De Sassuare peneliti dengan mudah menganalisis signifier dan signified yang ada pada poster tersebut.


- Jurnal X.

1. Judul : Analisis Semiotika Roland Barthes Terhadap Busana Rimpu Wanita Bima

2. Objek : Busana

3. Metode : Kualitatif Interpretatif

4. Analisis : 1. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos pada busana Rimpu Wanita Bima dilihat dari perspektif semiotika Roland Barthes. 2. Pesan yang terkandung dalam busana Rimpu wanita Bima. Manfaat Penelitian: 1. Akademis, dapat memberikan kontribusi pada ilmu komunikasi dan memberikan gambaran dalam membaca makna yang terkandung pada busana Rimpu, 2. Praktis, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk melestarikan busana rimpu sebagai bagian budaya masyarakat Bima dan dapat dijadikan ajang promosi pariwisata di Bima.

5. Kesimpulan : Makna denotatif dari budaya busana rimpu yang dikenakan oleh perempuan muslim Bima adalah busana tradisional berupa sarung khas Bima-Dompu yang menjadi ciri khas masyarakat Bima. Busana rimpu ini dalam penggunaannya sama seperti hijab yang berfungsi untuk menutup aurat sesuai dengan ajaran Islam dan menjadi ciri khas perempuan muslimah Bima.


jurnal XI.

judul :  ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM “SHIGATSU WA KIMI NO USO” EPISODE 3 ADEGAN 5

object : anime shigatsu wa kimi no uso

metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Analisis : Perubahan sikap Arima pada serial anime “Shigatsu wa Kimi no Uso” episode 3 adegan 5 tergambarkan pada dialog-dialog dari Arima dan juga gambar-gambar yang ditampilkan. Aspek dialog Arima dan gambar yang disajikan terdapat delapan aspek yang terdiri dari tiga dialog dan lima potongan gambar dari serial anime “Shigatsu wa Kimi no Uso” episode 3 adegan 5. Kedelapan aspek tersebut sudah terkandung makna perubahan sikap yang sesuai berdasarkan teori semiotika Charles Sander Pierce. Komunikator (Pembuat Serial anime “Shigatsu wa Kimi no Uso”) sudah menyampaikan pesan (makna perubahan sikap Arima) pada episode 3 adegan 5 kepada komunikan (penonton anime “Shigatsu wa Kimi no Uso). Makna perubahan sikap Arima tergambarkan pada dialog Arima itu sendiri. (1) “Sudah kubilang, aku tidak bisa jadi pendampingmu!” yang kemudian berubah menjadi (2) “Baiklah. Aku akan mendampingimu”. Selain itu pada potongan gambar makna perubahan sikap Arima terlihat pada Arima yang semula berdiam di sisi yang gelap berpindah ke sisi yang terang. Makna perubahan sikap Arima ditunjukan pada potongan gambar bunga sebuah kelopak bunga sakura yang memiliki makna sebuah permulaan dari suatu hal yang baru


Jurnal XII.

Judul : Analisis Semiotik MaknaMusubi dalam Film Animasi ”Kimi No Na Wa”

Object : film animasi “Kimi No Na Wa”

Metode: Metode yang digunakan dalampenelitian ini yaitu metode deskriptif yang menggunakan teknikan alisisisi.

Analisis : Tanda-tanda yang didapatkan terbagi menjadi 7 (tujuh) kategori yang dibagi  sesuai  dengan  jenis  atau  bentuk  tanda  nya  yaitu  ujaran  (kata),  gambar (image),  gambar  dan  bunyi,  ujaran  dan  gerak/bahasa  tubuh,  gambar  dan gerak/bahasa tubuh, gambar dan benda, serta ujaran dan benda. Kategori ujaran ditemukan sebanyak 24 data, kategori ini yang paling banyakmunculdikarenakan  penggambaran  makna musubi lebih  terlihat  baik secara  langsung  maupun  secara  tidak  langsung.  Kategori  gambar  ditemukan sebanyak 4 data, kategori ini tidak banyak ditemukan, jumlahnya tidak begitu signifikan  danmerupakan  salah  satu  dari  tiga  kategori  dengan  data yang rendah.  Kategori  gambar  dan  bunyi  ditemukan  sebanyak  2  data,  kategori  ini merupakan  kategori  dengan  jumlah  data  terendah  dan  tidak  signifikan  di bandingkan dengan kategori lainnya.  Kategori ujaran dan gerak/bahasa tubuh ditemukan  sebanyak  3  data,  kategori  inimerupakan  salah  satu  dari  tiga kategori  terendah  yang  ditemukan  dengan  jumlah  yang  tidak  signifikan  di sepanjang film. Makna musubi yang tergambarkan dalam film animasi Kimi No Na Wa ini   terdapat   kurang   lebih   25   makna,   salah   satu   contoh   makna   yang penggambarannya  sering  muncul  yaitu musubi mengkaitkan  segala  hal  di kehidupan  ini  melalui  jaring  kehidupan  dan  mengikat  manusia  agar  bersatu, musubimengalir  dalam  segala  hal, musubi dapat  ditemukan  dalam  hubungan antar manusia salah satunya terwujud dalam bentuk sebuah ikatan pertemanan,musubimerupakan  roh  yang  menyatukan  dan  mengikat, musubimerupakan energi  non  material  murni  yang  bertanggung  jawab  atas  segala  kegiatan  atau kreatifitas yang dibuat oleh manusia, serta musubi merupakan hubungan yang terjadi antara para dewa dan manusia secara spiritual.


Jurnal XIII.

Judul : ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM FILM ANIME BARAKAMON

Object : anime “Bakaramon”

Metode: Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Analisis : Hasil penelitian menunjukkan 9 scene dalam 12 episode yang mengandung budaya Jepang yaitu pada scene 15 (cara meminta maaf di Jepang), scene 19 episdoe 3 (melempar kue mochi sebagai rasa syukur), scene 9 episode 4 (representasi kanji), scene 2 episode 6 (tatakrama saat makan di Jepang), scene 5 episode 6 (cara memanggil nama orang di Jepang), scene 2 episode 7 (Dewa Ebisu sebagai simbol keberuntungan), scene 6 episode 8 (perayaan festival obon), scene 9 episode 9 (kebiasaan berendam bagi masyarakat Jepang), scene 9 episode 10 (perayaan matsuri di Jepang). Hasil temuan scene-scene dalam film ini, merupakan bentuk budaya Jepang yang divisualisasikan beberapa menyangkut kebiasaan dan nilai agama. Secara tidak langsung, gambaran yang ingin disampaikan berkenaan dengan gambaran kehidupan masyarakat Jepang. Melalui mitos budaya yang ditampilkan dalam film, sebagai symbol budaya yang kuat. Representasi budaya Jepang yang digambarkan melalui film anime Barakamon berupa tanda yang bersifat verbal dan non verbal, yang dijadikanpeneliti sebagai tanda dalam memaknai sebuah tanda.

Kesimpulan :

  1. Makna Denotasi

Makna denotasi pada film anime Barakamon terdapat pada symbol atau yang dipresentasikan secara verbal dan non verbal dari setiap scene pada jalan cerita tokoh utama mengenai budaya-budaya Jepang yang terdapat di film anime tersebut.

  1. Makna Konotasi

Makna konotasi terdapat pada perilaku tokoh dan komunikasi verbal maupun non verbal antar tokoh mengenai budaya yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jepang terutama pada budaya di musim panas.

  1.  Makna Mitos

Mitos dalam film anime ini dapat dilihat dari kebudayaan Jepang yang dipengaruhi oleh agama Shinto. Agama Shinto merupakan ajaran yang menyembah para dewa-dewa dana segala kekuatan yang ada di alam semesta. Salah satu kebudayaan Jepang dari ajaran Shinto yang ditampilkan oleh film ini adalah Obon Matsuri (Festival pulangnya roh para leluhur) yang dimana pada festival ini diadakan pada musim pada tanggal 15 Agustus selama 5 hari. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati para leluhur pulang ke rumah ataua ke dunia. Selain itu, pelaksanaan tradisi ini juga berbeda-beda pada setiah daerah.

Jurnal XIV. 

Judul : REPRESENTASI BUDAYA JEPANG DALAM ANIME KAMISAMA HAJIMEMASHITA -ANALISIS SEMIOTIKA

Object : film animasi “KAMISAMA HAJIMEMASHITA”

Metode : Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif.

Analisis : 

Denotasi

Scene 3 episode 3 dan scene 1 episode 2 memperlihatkan seorang anak buahdewi tetap menemani dan selalu siap jika sang dewi membutuhkannya.

Konotasi 

Konotasi  nya  yaitu  melambangkan  kesetiaan,  artinya  terdapat  seorang  pembantu  yang setia  kepada  dewi  nya.  Selalu  siap  saat  dewi  membutuhkan  pertolongan  maupun kesusahan.

Denotasi 

Scene 2 episode 3Pada scene diatas terlihat pembantu dewi sedang berbicara dengan pembantu kuil yang pembantu dewi yang lain dengan imbuhan ‘dono’ yaitu “Tomoe dono..”.

Konotasi 

Scene 2 episode 3Di Jepang untuk memanggil nama seseorang pasti selalu ditambah akhiran. Dan beragam macamnya,   antara   lain   ~san,   ~sama,   ~shi,   ~chan,   ~kun,   ~tan,   ~dono.   Dan   ini penggunaannya tentunya selalu disesuaikan. Untuk memanggil nama yang formal ~san, ~sama,  _~dono, _~shi.  Kemudian  untuk  yang  lebih  akrab  _~chan,  _~kun,  _~tan.  Pada scene ini melambangkan tingkat kesopanan saat memanggil orang.

Kesimpulan:

representasi budaya Jepang yang diungkap dalam  anime Kamisama  Hajimemashitameliputi  adegan,  visual,  dan  suara.  Adegan terdiri dari cerita dan peran, visual terdiri dari karakter, latar, maupun properti, kemudian suara terdiri dari dialog dan musik latar. 

1.Makna Denotasi dalam anime Kamisama Hajimemashitaberada pada tanda yang direpresentasikan secara verbal maupun non verbal pada setiap scene mengenai budaya-budaya Jepang. 

2.Makna Konotasi ditunjukkan dalam tindakan maupun karakter tokoh pada anime Kamisama  Hajimemashitaserta  dialog  antar  tokoh  yang  menunjukkan  budaya yang seringkali dilakukan oleh orang Jepang pada musim gugur.


Jurnal XV.

Judul: REPRESENTASI PESAN MOTIVASI DALAM LIRIK LAGU K-POP “BEAUTIFUL” BY NCT 2021 (Analisis Semiotika Ferdinand de Saussure

Objek: Lirik lagu k-pop “Beautiful” By NCT 2021

Metode : Metode Kualitatif Deskriptif menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure

Analisis: 

Penelitian ini  melakukan  identifikasi  pada  setiap  tanda  yang  ditulis  lewat  pemilihan  kata pada  lagu  yang  berjudul  Beautiful  milik boyband dari  Korea  Selatan  yakni  NCT,  sesudah diartikan liriknya dari bahasa Korea ke Bahasa Indonesia menggunakan klasifikasi baris demi baris   sebagai   notasi   seragam   dan   dilambangkan   menurut   teori   semiotik   Ferdinand   de Saussure. Kemudian dilanjutkan dengan memakai analisis yang lebih jelas untuk menemukan keterkaitan  makna  untuk  mendapatkan  makna  dari  pesan  motivasi  yang  ada  dalam  lagu tersebut.Makna pesan motivasi lebih menekankan pada seseorang yang kehilangan motivasi dan kehilangan kepercayaan dirinya dalam menjalani hidupnya. Selain itu, makna berdasarkan pesan motivasi pada lagu”Beautiful” ini, penelitian ini membatasi hanya dalam tahap menganalisis interaksi tanda dan penafsirannya saja.

Kesimpulan: 

Berdasarkan  hasil  dan  pembahasan  dari  penelitian  ini,  dapat  disimpulkan  bahwa sebuah  karya  lirik  lagu  mempunyai  sebuah  makna  yang  disampaikan  oleh  pencipta lagu kepada  pendengar  yang  dapat  dipresentasikan  pada  keadaan  realita  yang  dialami  orang.Dengan  pendekatan  analisis  semiotika  Ferdinand  De  Saussure  yang  tepat  untuk  meneliti penanda dan petanda yang sangat jelas pada lirik lagu “Beautiful”. Motivasi dan  makna yang ada  dalam  lirik  lagu “Beautiful”adalah sejak  lahir manusia diciptakan  berbeda-bedadengan kelebihan dankeunikan masing-masing. Semua manusia juga akan mendapatkan pencapaian sesuai dengan usaha yang dilakukan. Dengan demikian, perlu mencintai dan mengembangkan diri, tidak perlu merasa rendah dari orang lain atau cemas dalam menjalani kehidupan.


Jurnal XVI.

Judul : ANALISIS SEMIOTIKA DALAM DRAMA DER BESUCH DER ALTEN DAME KARYA FRIEDRICH DÜRRENMATT

Object : DER BESUCH DER ALTEN DAME

Metode: Pendekatan penelitia ini yaitu penelitian kualitatif.

Analisis: Hasil dan pembahsan akan dideskripsikan bentuk-bentuk tanda yang muncul pada naskah drama der Besuch der alten Dame karya Friedrich Dürrenmatt. Penulis akan menggunakan teori semiotika milik Charels Sanders Pierce, yang telah dipaparkan pada Kajian Pustaka Bab II untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk serta makna tanda dalam drama yang terbagi dalam tiga bagian ( Erste Akt, Zweite Akt und Dritte Akt) tersebut. Pada naskah drama di babak pertama ini situasi yang terjadi adalah ada 4 tokoh yang sedang berbincang yaitu (der Erste,der Zweite,der Dritte dan der Vierte) . 4 tokoh tersebut membicarakan tentang bagaimana situasi kota Güllen yang dalam kondisi buruk dan bangkrut,

Pada perolehan data pada bagian kedua dalam drama der Besuch der alten Dame,menggambarkan situasi dimana Alfred Ill mulai curiga dengan warga Güllen yang kehidupannya beranjak lebih baik , banyak warga Güllen yang memiliki pakaian baru serta mereka banyak berbelanja ke toko ill seolah mereka memiliki uang yang lebih untuk melakukan hal semua itu . dalam situasi di dialog pada perolehan data ke 12 di gambarkan warga Güllen semuanya mengenakan sepatu berwarna kuning baru.

Dari perolehan data bagian ketiga dalam drama der Besuch der alten Dame ini,situasi dan kondisi yang terjadi adalah saat para wartawan meminta Alfred Ill unutk berfoto bersama dengan golok ,dan ada beberapa pose yang di perintahkan oleh wartawan untuk dilakukan oleh Alfred Il

Kesimpulan : 

Berdasarkan penelitian drama der Besuch der alten Dame, pada BAB IV menunjukan adanya jenisjenis semiotika yang muncul dalam drama tersebut. Adapun jenis-jenis semiotika yang muncul dalam drama der Besuch der alten Dame adalah jenis semiotika Sinsign , Ikon metamorfosis serta Simbolis. Ada beberapa dari jenis semiotika yang muncul mengalami perpadua atau percampuran jenis semiotika,maksudnya adalah dalam satu tanda mewakili dua jenis semiotika atau lebih, dan jenis semiotika tersebut adalah jenis semiotika Sinsign simbolis serta Ikon metamorfosis simbolis. Tanda yang muncul dalam drama der Besuch der alten Dame kebanyakan merupukan sebuah benda yang mewakili sesuatu, serta sebuah perilaku seseorang yang mewakili sesuatu.

Jurnal XVII 

Judul : ANALISIS SEMIOTIKA TEKS DRAMA KAU TUNGGU SIAPA NILO KARYA WISRAN HADI

Object : drama KAU TUNGGU SIAPA NILO

Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif

Analisis : Kata-kata yang menunjukkan suatu bahasa adalah contoh utama dari simbol. Sedangkan bahasa merupakan sebuah sistem simbol. Simbol merupakan kata, bunyi atau tulisan yang digunakan manusia untuk menyampaikan sesuatu dalam bentuk bahasa. Sistem simbol dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo yaitu bagaimana munculnya simbol-simbol yang digunakan pengarang dari beberapa dialog-dialog yang terdapat dalam teks drama. Bahasa itu adalah sebuah sistem. Sistem berarti keteraturan. Jelas bahwa memang bahasa itu sistem, mulai dari bunyi-bunyi, fonem-fonem, morfemmorfem, kata-kata, kalimat-kalimat, semuanya mempunyai sistem atau aturan. Dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo terdapat beberapa simbol-simbol yang muncul dalam bentuk bahasa kias dan istilah diantaranya adalah. Pawang tau bila badai akan datang Tapi tak tahu tibanya badai cinta Pawang tahu peredaran bulan dan bintang Tapi tak tahu dimana Kiranti berada. Hilang sinyaru tampak pagai Hilang dilamun lamun ombak Hilang sibungsu dek parangai Hilang dimato urang nan banyak. Dalam teks drama Kau Tunggu Siapa nilo karya Wisran Hadi ada beberapa simbol yang maknanya tersirat yang terdapat dari dialog-dialog yang diucapkan oleh masing- masing tokoh dalam teks drama itu. Makna sama halnya dengan maksud dari sesuatu yang dituju atau kata lain arti. Di antara dialog-dialog tersebut ada yang mengandung makna tersirat dan ada juga makna tersurat (makna tertulis).

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari Teks Drama Kau Tunggu Siapa Nilo karya Wisran Hadi memiliki struktur teks yaitu (1) mendeskripsikan struktur teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo karya Wisran Hadi, (2) mendeskripsikan simbol-simbol dari unsur-unsur karya sastra yang terdapat dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo karya Wisran Hadi, (3) mendeskripsikan makna simbol-simbol yang terdapat dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo karya Wisran Hadi. Ada beberapa simbol yang terdapat dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo karya Wisran Hadi yang memiliki struktur kata dan kalimat yang jika dirangkai akan sama dengan bentuk struktur puisi. Simbol-simbol yang terdapat dalam teks mampu memperjelas makna setelah dilakukan analisis dengan mempergunakan pendekatan semiotik dan hal ini akan jelas sekali apabila teks ini dipentaskan. Simbol dan makna dari dialog-dialog pada setiap babak memiliki struktur kata dan kalimat yang memiliki makna. Sistem simbol dalam teks drama Kau Tunggu Siapa Nilo ini yaitu bagaimana munculnya simbol-simbol yang digunakan dari beberapa dialog-dialog yang terdapat dalam teks drama. Simbol-simbol yang ditemukan dari beberapa dialog sebagian muncul dalam bentuk bahasa kias, istilah, kata dasar, dan kata benda. Simbol-simbol yang ditemukan lebih dominan atau lebih banyak muncul dalam bentuk bahasa kias dan istilah. Simbol-simbol yang terdapat dalam teks bisa memperjelas makna yang terkandung dari beberapa dialog setelah dilakukan analisis dengan menggunakan pendekatan semiotik.

Jurnal XVIII. 

Judul : ANALISIS SEMIOTIKA INSECURITY DALAM TAYANGAN SERIAL DRAMA TRUE BEAUTY DI TV KOREA SELATAN

Object : drama “True Beauty”

Metode : Jenis dan tipe penelitian ini merupakan analisis teks media

Analisis : 

Object Su Ho dan Ju Kyung secara tidak sengaja bertemu di toko komik. Ju Kyung jatuh dan Su Ho menangkapnya. Ju Kyung kaget tahu yang menangkapnya adalah Su Ho, teman sekelasnya sendiri.

Interpretan Latar belakang Ju Kyung yang menyembunyikan wajah aslinya di sekolah barunya, membuatnya insecure jika harus bertemu dengan temannya jika ia sedang tidak memakai riasan. Ju Kyung ingin merahasiakan wajah polosnya dari teman-teman barunya. Namun, ketika di toko komik Su Ho melihat wajah asli Ju Kyung yang tanpa riasan. Ju Kyung kaget dan mengira Su Ho pasti akan mengatakan yang sebenarnya kepada teman-temannya jika ia mengenali bahwa itu Ju Kyung.

Object Joon Woo sedang sulam alis di salon Hyun Sook yang ternyata itu salon ibunya Ju Kyung. Joon woo terkejut melihat Hee Kyung ada di sana.

Interpretan Kecantikan ketampanan sesorang diukur dari bentuk alis yang berisi dan bagus. Joon Woo ingin tampil bagus di depan Hee Kyung, yakni seseorang yang sebenarnya ia sukai. Ketika melihat Hee Kyung ada di sana Joon Woo langsung kaget dan gugup.

Kesimpulan :

Representament insecurity ditemukan sebanyak 25 tanda yang termuat dalam gambar. Object dalam drama True Beauty ditunjukkan melalui fenomena insecure yang ditandai dengan ekspresi, dialog maupun tindakan yang terlihat. Interpretant pemaknaan insecurity dalam drama True Beauty muncul dalam benak terkait dengan objek yang dirujuk. Insecurity yang ada di dalam drama True Beauty paling dominan dalam bentuk: (a) kurangnya rasa percaya diri baik dalam hal penampilan wajah (b) perlakuan dibanding-bandingkan dengan orang lain. (c) penolakan dari orang lain karena pernyataan cinta ditolak (d) kegagalan dalam pendidikan (e) kecemasan sosial berlebih karena penah menjadi menjadi korban bullying. Makna Insecurity ini suatu kepribadian yang berupa rasa tidak percaya diri sehingga seseorang akan merasa cemas, gelisah, dan takut dalam menghadapi atau melakukan sesuatu. Seseorang yang sedang insecure merasa dirinya seperti menjadi bahan tertawaan, memalukan, dan tidak disukai oleh orang lain. Dengan demikian, jika seseorang tidak yakin dan percaya akan kemampuan yang ada di dalam dirinya maka bisa dikategorikan sebagai seseorang yang sedang mengalami insecure atau seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebih dalam melakukan sesuatu juga bisa dikategorikan sebagai seseorang yang sedang mengalami insecure.

Jurnal XIX. 

Judul : Representasi Feminisme Dalam Film Drama (Analisis Semiotika John Fiske Drama Korea My ID is Gangnam Beauty)

Object: Drama Korea My ID is Gangnam Beauty

Metode: Pada  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  metode  pendekatan  kualitatif 

Analisis: Berdasarkan analisis data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam rangkaian scene pada bab sebelumnya  dengan menggunakan analisis  semiotika  John Fiske  untuk  menganalisis unsur-unsur  feminisme  dalam drama Korea My ID is Gangnam Beauty, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.

 Level RealitasPada  level  realitas,  penulis  mengambil  empat  kode  yang  diteliti  yakni  ekspresi  (expression),  pakaian (dress), cara berbicara (speech) dan gerakan (gesture). Pada kode ekspresi (expression) dapat dilihat ketika tokoh   Na   Hye   Sung   mengangkat   kedua   alisnya   dengan   matanya   yang   membesar   menunjukkan kemarahannya  ketika  dia  ditentang  untuk  berhenti  bekerja  oleh  Do  Sang  Won  yang  juga  sama  halnya dilakukan Kim Tae Hee saat marah dengan menautkan alisnya dengan sudut mata naik ke atas. Lalu untuk pakaian  (dress)  dapat  dilihat  dari  transformasi  pakaian  yang  dikenakan  oleh  Na  Hye  Sung  dari  masa  ke masa  yang  awalnya  dia  memakai  pakaian  terusan  yang  disimbolikkan  sebagai  pakaian  ibu  rumah  tanggalalu  berubah  menjadi  pakaian  kerja  dengan  menggunakan blousedan  di  masa  sekarang  penampilannya berubah  dengan  menggunakan  kemeja  putih,  dasi  hitam,  celana  hitam  dan  blazer  berwarna  hitam  yang menunjukkan maskulinitas

Level RepresentasiDalam  pemaknaan  level  representasi,  penulis  menggunakan  empat  kode  level  representasi  yakni  teknik pengambilan gambar (camera), karakter(character), percakapan (dialogue) dan aksi (action). Untuk teknik pengambilan   gambar   (camera)   dikaitkan   dengan   kode   ekspresi   pada   level   realitas   dimana   banyak menggunakan  teknik medium  close  updalam  pengambilan  gambar  yang  dimana  dapat  menunjukkan ekspresi  dari  tokoh  pemain  dalam  adegan  tersebut.  Untuk  karakter  (character)  dikaitkan  dengan  pakaian yang dikenakan oleh tokoh yang memiliki makna bagi pemakainya.

Level IdeologiPemaknaan level ideologidari 7 scene  yang dipilih oleh penulis menunjukkan adanya ideologi feminisme yang  terkandung.  Aliran  feminisme  yang  terepresentasikan  dalam  rangkaian  scene  adalah  feminisme eksistensialis  yang  ada  di scene1,  2  dan  7  dimana  perempuanmengalami  ketidaksetaraan  karena perempuan  menjadi  objek  laki-laki  dan  tidak  memiliki  definisi  eksistensinya  sendiri.  Dan  terdapat  aliran feminisme  liberal  yang  terdapat  di scene3,  4,  5  dan  6  dimana  perempuan  mengalami  penindasan  secara ucapan verbal danserangan fisik sekaligus ketidaksetaraan karena perempuan harus berdiam diri di rumah mengurus anak dan tidak diperbolehkan untuk bekerja di luar rumah.


Jurnal XX. 

Judul : KASIH SAYANG DALAM SERIAL WEB DRAMA “ MY LECTURER, MY HUSBAND” (TINJAUAN SEMIOTIK ROLAND BARTHES)

Object: WEB DRAMA “ MY LECTURER, MY HUSBAND”

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif

Analisis : Tanda-tanda kasih sayang dalam serial web drama My Lecturer, My Husband yaitu memberi perhatian, membantu menyelesaikan masalah, menjadi pendengar yang baik, memberi proteksi, serta memberi kelembutan dan sentuhan kasih sayang. 

Makna denotasi kasih sayang dalam serial web drama My Lecturer, My Husband yaitu Arya yang dengan senang hati menerima perjodohannya dan menikahi Inggit serta mecoba menjadi suami yang baik bagi Inggit meskipun Inggit terpaksa menerima perjodohan tersebut. 

Makna konotasi kasih sayang berupa sikap dewasa Arya dalam menghadapi Inggit, seperti selalu memberi perhatian, mencoba menjadi pendengar yang baik, membantu Inggit saat dalam masalah, selalu menjaga dan melindungi Inggit, serta memberi kelembutan dan kasih sayang. 

Makna mitos dalam drama ini yaitu menikah karena perjodohan biasanya tidak akan bertahan lama dan sering timbul pertengkaran antar suami istri. Meskipun begitu jika salah satu diantara pasangan tersebut mampu bersabar dan mempertahankan rumah tangga, tentunya akan timbul hal baik dalam rumah tangga tersebut, seperti Arya yang selalu bersabar dan mempertahankan rumah tangganya hingga pada akhirnya Inggit memilih Arya dan melepas kekasihnya.


Comments

Popular posts from this blog

Mitos, Metafora, Dan Metonimi

Hubungan Semiotika Dengan Topi